Adalah
Muzammil, kini terdaftar sebagai salah satu pejabat penting di Desa Tetebatu
Selatan. Mulai merambah jenjang karir di Pemerintahan Desa sejak tahun
2012 sebagai Kepala Urusan Ketentraman dan Ketertiban (Trantib). Kebetulan
ditunjuk sebagai salah satu peserta dalam pelatihan “Pengorganisasian Komunitas
Laki-laki Idaman” perwakilan dari desa TBS pada tahun 2013 lalu dalam program
kerjasama ADBMI dengan OXFAM tentu saja membuka pandangan pemuda yang biasa
dipanggil “Pak Zem” ini tentang kodrat laki-laki dan perempuan serta bagaimana
praktek bias gender berlaku dalam kehidupan sehari-hari di keluarga dan
masyarakat sekitarnya. Apalagi posisinya yang terlahir sebagai anak terakhir
dari 6 bersaudara dan laki-laki memberi pandangan yang berbeda tentang
bagaiamana selama ini keluarganya membedakan antara dirinya dan saudara-saudara
perempuannya membuatnya sedikit mulai memahami arti dari kodrat laki-laki dan
perempuan baik dilihat dari agama maupun budaya yang sebenarnya. Ketimpangan
ini membuat dirinya sedikit berpikir mengapa hal ini terjadi, namun kebiasaan
yang sudah membudaya membuatnya hanya menerima keadaan karena bingung harus
bagaimana untuk mencari tahu sumber atau awal dari kebiasaan tersebut. Latar
belakang inilah yang membuat Pak Zem sangat antusias dengan adanya program
LLB/LLI di desanya yang ternyata juga banyak menjawab pertanyaannya selama ini.
Pemuda kelahiran 1989 ini kemudian diberikan
kesempatan untuk menduduki jabatan sebagai Kepala Urusan (KAUR) di Pemerintahan
Desa tetebatu Selatan. Hal ini menjadi peluang bagi dirinya untuk
mempelajari banyak hal dan membuat perubahan di desanya atau minimal di keluarganya.
Piawai dalam mengurusi masalah Trantib (Ketenteraman dan Ketertiban)
dibumbui dengan ide menarik untuk keberlangsungan program LLI dengan mengusung
program GEMASARI yakni akronim dari Greakan Menyapu Satu Hari khusus laki-laki
di desa TBS membuat posisi Pak Zem semakin dianggap penting oleh Kades TBS.
Bagian pentingnya adalah saat Kades TBS, Pak Gunanto yang memang ingin merubah
desanya dengan semangat pemuda menggantikan satu-persatu pejabat di desa
termasuk Kadus. Tersiratlah nama Muzammil sebagai salah satu Kadus Sompang
menggantikan kadus sebelumnya yang telah habis masa jabatan. Meskipun masih
berstatus PJS untuk Dusun Sompang, wewenang yang dimiliki persis sama dengan
Kadus. Berbagai ide pembangunan dan pemberdayaanpun semakin banyak tercurah
termasuk salah satunya adalah membentuk Kelompok Usaha Perempuan (yang
beranggotakan ister-isteri para TKI) yang bergerak di bidang usaha makanan
(jajanan basah) yang dipasok ke sekolah-sekolah di seputar desa TBS. Bahkan
kini, pria berparas bak artis korea ini sudah seperti “tangan kanan” Pak Kades,
beberapa urusan terkadang tidak membutuhkan persetujuan Pak Kades, beliau cukup
“menandatangani“ bagian mengetahui. Sang Kadus pun semakin leluasa mengatur
pembangunan dan pemberdayaan di dusun kelahirannya tersebut. Perubahan ini juga
semakin menginspirasi Kades sehingga beberapa gerakan yang dilakukan Pak Zem di
dusunnya direplikasi di beberapa dusun lain dengan menggerakkan kadus dan kader
sebagai pion terdepan. Pak Zem yang kini sudah memiliki isteri sejak 2015 lalu
tampak berubah, tidak seperti pada saat masih lajang. Menurut pengakuan
isterinya (Ibu Hilmi), Pak Zem memang sering bersikap manja (bawaan anak
terakhir) padanya tetapi dalam hal pekerjaan rumah, beliau tidak ragu ikut
turun tangan dan membantu mengerjakan. Menurut Pak Zem, perubahan pola pikir
(melawan arus budaya yang keliru) adalah sesuatu yang pasti terjadi, namun
kapan waktunya adalah sebuah misteri, meski demikian kita harus mulai dari diri
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar