NEWS

Label

DESA JENGGIK UTARA




SEJARAH DESA JENGGIK UTARA
            Menurut penuturan dari sekdes jenggik utara mulanya jenggik ini bernama poh Jenggik yang diartikan sebuah pohon manngga yang menjulang tinggi sampai keatas langit yang tidak pernah terlihat oleh mata ( maya ).dan sebagian tokoh masyarakat pohon itu merupakan sebuah lambang ilmu kebatinan itu tuturnya.
Desa Jenggik utara merupakan pemekaran dari Desa Jenggik yang diresmikan oleh pemerintah kabupaten Lombok Timur pada tanngal 28 Juni 2004. Desa Jenggik Utara ini mulanya mau diberikan nama oleh masyarakat yang disana bernama Desa Karang Baru,tetapi karena berbagai macam pertimbangan dan perundingan antara sesepuh masyarakat Desa Jenggik dengan sesepuh Masyarakat Karang baru waktu itu dan melibatkan pemerintah kabupaten Lombok Timur ahirnya disepakati Desa itu bernama Jenggik utara.
            Desa Jenggik utara ini berdiri atas keinginan Masyarakat Karang baru dan  wilayah sekitarnya sejak tahun 2001,Sesepuh masyarakat Karang baru dan sekitarnya sudah mulai mengadakan pertemuan untuk membahas masalah ini,hal ini diketahui oleh kepala Desa jenggik pada waktu itu, serta sempat mengadakan dialoh dan melarang pemekaran ini. Tetapi karena semangat dari pada Masyarakat karang baru berusaha terus mendesak pemerintah Desa untuk segera diadakan pemekaran ini ahirnya H M LL.Trafathurrahman kepala Desa Jenggik menyetujuinya. Kemudian M. Maharrudin yang sekarang sekdes Desa Jenggik utara bersurat ke Bupati Lombok Timur yang waktu itu H. Sahdan dan langsung juga bersurat ke DPR Kabupaten Lombok Timur ( Pak Amin )Keinginan dari Masyarakat Karang baru segera direalisasikan. Selang beberapa bulan kemudian M. Maharudin dan beberapa orang sesepuh Masyarakat menghadap ke Kepala Bagian Pemerintahan Desa Kabupaten Lombk Timur meminta petunjuk untuk proses pemekaran ini,sepulangnya dari Selong M, Maharudin bersama masyarakat Jenggik utara mengadakan Musyawarah untuk membahas masalah ini.Berdasarkan kesepakatan dari hasil musyawarah tersebut Masyarakat Desa Jenggik utara melakukan persiapan dengan sebaik-baiknya karena pada waktu segera diadakan kunjungan oleh tim yang berwenang untuk menentukan sebuah desa siap untuk dimekarkan.berdasarkan hasil kunjungan tim tersebut Desa Jenggik utara sudah siap untuk dimekarkan.menurut penuturan dari M.Maharudin waktu itu lokasi kantor Desa sudah siap Dengan pondsi bangunan kantor desa untuk kantor Desa diatas tanah Milik pak M.Maharudin.
            Berdasarkan rekomendasi Bupati Lombok Timur Desa Jenggik utara dijadikan sebagai Desa Persiapan untuk didepinitipkan disana ditulis dengan nama “ DESA JENGGIK UTARA “. Setelah enam bulan berjalan sebagai desa persiapan difinitip telah dilakukan berbagai macam persiapan antra lain :
  1. pembangunan pondasi kantor desa
  2. pembukaan jalan-jalan baru yang menghubungkan antara wilayah yang satu dengan yang lainya.
  3. membuat sarana-sarana peribadatan
  4. pembenahan Administrasi desa.
  5. pembuatan inprastruktur lainya yang menunjang layaknya sebuah desa seperti ( Pustu,Polindes,poskeswan)
setelah persiapan sudah dilakukan dengan matang oleh M.Maharrudin dan masyarakat kemudian datanglah tim untuk mengadakan peninjauan kembali atau evaluasi M.Maharudin bersama Ketua BPD Desa Jenggik yang sekarang Kepala Desa Jenggik utara semakin bersemangat untuk memperjuangkan hal ini,ahirnya setelah naiknya Bupati baru H.M.Ali.Bin Dahlan kemudian Pada tanggal 28 Juni 2004 berdasarkan Perda No 5 2004 Desa jenggik Utara resmi menjadi Desa difinitif dengan kepala Desa yang pertama bernama HARIADI “.








SEJARAH MIGRASI DESA JENGGIK

 Sekitar tahun 1980-an amaq Suardi yang merupakan suami dari Inaq Mariani berangkat keluar negeri yakni dengan tujuan Malaysia Barat dengan dua orang temanya yaitu Dedi dan Hamdi dari Lombok Tengah dengan ongkos atau tambang sebesar Rp 25.000 dibawa oleh seorang tekong Amaq Zakiyah dari lombok tengah juga. Sebelum keberangkatannya dia dikasih peringatan oleh istrinya supaya tidak pergi ke Malaysia tetapi dengan bujuk rayu atau ajakan dari sang tekong dia tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh istrinya ahirnya dengan perasaan kesal istrinya mengizinkanya. Amaq Suardi waktu itu meminta pada istrinya utnuk diadakan zikiran atau doa, kemudian besok harinya Amaq Suardipun berangkat ke Malaysia, dia hanya sendirian dari dusun Embung Jago desa Jenggik Utara. Menurut penuturan istrinya kepergianya itu memakan waktu sampai satu setengah bulan karena sering ditampung oleh tekongnya dengan teman-temanya dari desa lain, dia ditampung di Sweta-Mataram selama tiga hari dan di Lembar tiga hari kemudian dia berangkat melalui Lembar langsung ke Padang Bae tetapi dia sempat ditanya oleh dua orang petugas tentang Dokumen-dokumenya seperti KTP namun pada waktu itu dia tidak memiliki KTP ahirnya sang tekong dikenakan denda oleh petugas tersebut dengan denda sebesar Rp 5.000 kemudian petugas tersebut meloloskan kami semua “tutur inaq Mariyani”. Disurabaya ditampung kurang –lebih selama dua minggu baru diberangkatkan dari Surabaya menuju ke Tanjung Pinang memakan waktu kurang-lebih sepuluh hari perjalanan dan di tanjung pinang juga ia ditampung kurang-lebih selama  sepuluh hari menunggu waktu penyebrangan, sempat katanya pada waktu itu dia tidak makan hinggga dua hari dua malam karena ditinggal oleh tekongnya ke Malaysia untuk mencari agen yang akan menyambut kedatangan mereka nanti ketika tiba di Negara Malaysia. Pada waktu  mereka akan diseberangkan sebagian mereka ada yang diseberangkan memakai spit bout dan sebagian lagi menggunakan Pom-pong kebetulan Amaq Suardi pada waktu itu menggunakan Pom-pong ketika di Pom-pong mereka tidak diperkenankan sama sekali merokok ataupun memegang sesuatu yang bisa menimbulkan kecurigaan petugas Malaysia. Sesampai di pinggir pantai kami diperintahkan untuk turun dari pom-pong dari jarak kurang –lebih 200 M dari pinggir pantai. Sampai di pinggir pantai mereka disambut oleh dua orang yang sudah di tunjuk, kemudian mereka dikumpulkan di tengah hutan kurang lebih tujuh puluh orang ada juga yang dari jawa, sembawa dan lombok. Seminggu mereka ditahan di penampungan kemudian datang  lima buah kereta yang menaikan mereka-mereka dan dibawa ke bangunan untuk bekerja dengan lima orang temanya dan temn-temn yang lain tidak tau kemana dibawa oleh kereta-kereta itu. Setahun kemudian Amaq Suardi mengirimkan uang sebanyak Rp 500.000 karena pada waktu itu RM. 1.000 sama dengan Rp 500.000. kiriman itu dipakai oleh isterinya untuk bayar hutang  dan membuat rumah dan membeli sapi 2 ekor. Dua tahun kemudian Amaq Suardi pulang dengan penampilan yang luar biasa dan bahasa yang seperti bahasa malaysia contoh: balik menjadi bertolak, berkata menjadi bercakap, kamu menjadi awak dsb. Dan penampilannya pada waktu itu dia tidak pernah melepaskan Kasut (sepatu) selama satu minggu lebih dan bercerita kepada sekelilingnya dengan penuh rangsangan sehingga sekelilingnya terangsang untuk pergi ke negeri jiran tersebut, ahirnya orang-orang sekelilingnya memberikan kepercayaan kepada Amaq Suardi untuk membawa mereka ke Malaysia sehingga profesinya pada waktu itu berubah menjadi seorang tekong. Pada karir pertama ia membawa 15 orang dari desanya dengan ongkos Rp. 75.000 per orang.
Persefsi masyarakat tentang buruh migran perempuan pada waktu itu belum ada perempuan yang pergi keluar negeri karena anggapan dari masyarakat peremepuan kalau pergi keluar negeri maka akan dianggap mengerjakan hal-hal yang tidak baik seperti: menjual harga diri kepada peria hidung bel;ang dsb. Tetapi kalau sekarang banyak perempuan yang pergi melalui PT dianggap biasa-biasa saja. Mengenai upaya masyarakat untuk membantu korban migran belum ada di dusun mereka karena selama ini masyarakat malu untuk menceritakan kasus pahit yang dialami pada waktu bekerja di malaysia,ataupun negara lainya sperti Arab Saudi mereka cendrung menceritakan kebaikan-kebaikan yang dia dapat kepada masyarakat disekelilingnya, jadinya pemerintah desa tidak tau apa yang harus dilakukan untuk membantu mereka yang mempunya kasus penipuan,ataupun kasus-kasus yang lainya.

PROFIL DESA JENGGIK UTARA
            Desa Jenggik utara yang luas wilayahnya sekitar 5500 Ha,dengan jumlah penduduk ditahun 2011 sekitar 5.444 jiwa dengan jumlah KK 1707, perbandingan laki-laki berjumlah 2.615 jiwa, sedangkan perempuan sebanyak 2.776 jiwa, berarti selisih antara penduduk laki dan perempuan sekitar 161 jiwa, adanya margin yang mencapai ratusan antara laki dan perempuan sedikit tidaknya memerlukan pemberdayaan lebih lanjut terhadap kelompok perempuan guna lebih memaksimalkan peran dan fungsinya terhadap pembangunan yang ada di Desa Jenggik Utara. Mengenai kondisi perekonomian di Desa Jenggik tergolong Desa Menengah ke bawah dilihat dari prosentase penduduk yang miskin mencapai 28,65% dengan jumlah 1560 Jiwa.
DESA Jenggik utara terdiri dari 7 kekadusan diantaranya:
1.      Embung Jago             : kepala dusunya Marzoan
2.      Lendang Jaran : kepala dusunya Saperin
3.      Ceret Daya       : kepala dusunya Safarwadi Efendi, A.Ma
4.      Ceret Lauk       : kepala dusunya Suhardi
5.      Lingkuk Telu    : kepala dusunya  Hairul Islah
6.      Mare                 : kepala dusunya Mustaan
7.      Karang baru     : kepala dusunya  Mahnan
8.      Dasan Tinggi  : Kepala Dusun Saiful Bahri
Ditinjau dari segi pendidikan, Desa Jenggik Utara menurut data tahun 2011 masih tergolong desa yang belum maju pendidikanya karena pada usia 15-40 tahun jumlah penduduk yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali 116 Orang, penduduk yang tidak menamatkan SD sebanyak 1.021 Orang. Sementara untuk lulusan pendidikan masih didominasi oleh tamatan SD sebanyak 1.132 orang disusul SLTA sebanyak 348 Orang, SLTP 230 Orang, D2 20 Orang, D1 dan S1 sebanyak 12 Orang dan D3 sebanyak 3 orang. Ini berarti penduduk Desa Jenggik masih belum terlalu tinggi tingkat kesadaran pendidikannya dan hanya beberapa gelintir saja yang mampu menamatkan ke jenjang Sarjana.
Adapun untuk Mata pencaharian masyarakat terdiri dari :
1.      Buruh tani  sebanyak 263 orang
2.      Petani pemilik sebanyak 112 orang
3.      Buruh Lepas Sebanyak 1056
4.      Peternak sebanyak 63 orang
5.      Industri kerajinan sebanyak 45 orang
6.      Pedagang sebanyak 30 orang
7.      PNS sebanyak 9 orang
8.      Pembantu Rumah Tangga Sebanyak 23 Orang
9.      Pengemudi/ Tukang Ojek Sebanyak 20 Orang
10.  TKI/TKW Sebanyak 347 Orang
11.  TNI Sebanyak 1 Orang
12.  Belum Bekerja Sebanyak 1.430 Orang
Walaupun pengidentifikasian mata pencaharian sudah dilakukan, akan tetapi angka pendapatan per kapita masih belum ditentukan dan perkirakan oleh pemerintahan Desa setempat disebabkan karena sebagian besar pekerjaan penduduk didominasi oleh buruh lepas yang bekerja musiman. Hal ini seperti yang disampaikan oleh KAUR Pembangunan Desa yang merangkap sebagai bendahara Desa, Pak Nurul Hadi.
Kaitannya dengan kondisi perekonomian penduduk di atas, peran perempuan sangat vital dalam mengatrol pendapatan rumah tangga yang sangat minim ketika kebutuhan rumah tangga dari hari ke hari semakin meningkat. Menurut Ibu Dewi dan Masni yang sudah menjadi eks BMI, mereka berpendapat bahwa jika mengandalkan suami sebagai tulang punggung keluarga sepertinya tidak mungkin, profesi suaminya sebagai buruh lepas dengan hanya mengandalkan pekerjaan musiman tentu tidak mencukupi kebutuhan keluarganya apalagi tanggungan pendidikannya (Anak yang bersekolah) berjumlah 3 orang. Sementara minimnya lapangan pekerjaan dan tingkat pendidikan yang rendah tidak bisa memenuhi panggilan kerja, sehingga suaminya bersama buruh lepas lainnya harus membagi beban tanggung jawab keluarga dengan memberikan ruang bekerja kepada kelompok perempuan. Hal inilah yang membuat peran perempuan dan ibu rumah tangga harus bekerja rangkap, baik sebagai ibu rumah tangga dan menjadi tulang punggung keluarga. Sehingga perempuan disini juga banyak yang memutuskan untuk migrasi guna mencari penghidupan yang layak ke luar negeri. “Kami rela mengerjakan pekerjaan yang berat di Malaysia seperti tukang potong kayu, dan loading Kebun Kelapa Sawit hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Akan tetapi satu yang hal disayangkan adalah hasil kerjanya hanya habis dipakai untuk pemenuhan kebutuhan primer karena keterbatasan pengetahuan soal tata kelola keuangan yang berkelanjutan, sehingga pada saat balik ke tanah air, eks BMI tersebut berfikir kembali lagi dan mendesak suaminya untuk berangkat yang walaupun hasilnya tetap sama, ini seperti yang dialami oleh Pak Junaidi yang mengabdikan dirinya di Luar negeri sampai 4 periode sejak tahun 1980- sekarang dengan hasil yang tidak kelihatan dan hanya bisa membayar hutang.
Sementara konfirmasi dari Kaur Trantib Desa Jenggik Utara Pak Suparni, mengenai lembaga Formal yang ada didesa seperti BPD,LKMD,PKK,Karang Taruna tetap masih ada, tetapi untuk karang taruna sekarang tidak begitu aktif, dikarenakan banyak yang aktif dikarang taruna sudah banyak keluar negri.BPD merupakan mitra dari pemerintah desa yang sangat dibutuhkan desa untuk melakukan pertimbangan terhadapa semua perencanaan pembangunan desa baik dalam bidang sosial ,ekonmi,budaya,politik,Sedangkan LKMD berperan juga membangkitkan semangat kegotoroyongan dari masyarakat,semangat saling tolong menolong sesama manusia dikala ada permasalahan yang kita hadapai secara bersama-sama,mellalui musyawarah untuk mencapai sebuah mupakat. Sedangkan lembaga Informal yang ada didesa kami,seperti Kelompok Hiziban yang anggotanya nterdiri dari pemuda dan remaja,Banjar Mardatillah,yang sipatnya penyambung silaturahim dari pada masyarakat didesa jenbggik utara ini.Kami juga didesa ini punya Sebuah asuhan akeluarga yang bergerak dalam b idang sosial dimasyarakat yang bernama “ASSABAB” yang pernah mencoba menagani kasus sosial kemasyarakatan,yakni korban yang datang dari Malaisia yang cacat tapi kami tidak bisa berbuat banyak karena dokumen yang dibawa oleh korban pada waktu itu tidak lengkap ahirnya kami kandas ditengah jalan kami hanya bisa memuinta sunbangan di departemen sosial apa adanya.kelompok lainya kelom[pok seni dan budaya Cilokak sebanyak Tiga kelompok,yang setiap saat digunakan dalam acara nyonkolan,yang merupakan  tradisi masyarakt sasak yang patut untuk dikembangkan,kelompok ini juga merupakan sarana silaturahmi dari pemuda untuk membahas perkembangan dari kelompok tersebut.
Tokoh-tokoh yang dipandang sangat berperan dimasyarakat didesa seperti :
  1. TGH.ABDUL KARIM SUKRAN (TOGA)
  2. H.MURSAL HADI  petugas Tokoh Masyarakat
  3. Madiatul Munawarah Petugas PPN
  4. Kamaruddin Petugas PPN
  5. Asrorul Hayyi Petugas PPN
  6. HARMAWAN tokoh pemuda
  7. SUPARNI  tokoh masyarakat
Semua tokoh yang tersebut diatas diluar staf yang ada didesa.
            Karena jumlah penduduk yang bermigrasi (BMI) tergolong besar sebanyak 347 Orang, maka Pemerintah Desa juga focus memperhatikan kondisi buruh migrant tersebut, mulai dari prosedur keberangkatan, keluhan serta peluang kerja setelah balik ke tanah air. Dilanjutkan oleh Pak Suparni selaku KAUR Trantib Desa, Potensi-potensi yang akan dimampaatkan untuk penanganan buruh miggran guna mengatasi trafficking dan sebagainya adalah dengan mengedepankan nilai-nilai social yang ada di masyarakat sekitar dengan pembuatan PERDES, Awig-Awig yang nilainya berisi rasa persaudraan yang ada dimasyarakat sangat kuat,saling memperdulikann, sifat saling tolong menolong, Percaya kepada pemerintah dan petuah-petuah yang disampaikan oleh Tuan guru ataupun tokoh masyarakat.
            Adapun untuk Lembaga-lembaga keuangan yang masih eksis atau berjalan di Desa Jenggik Utara sampai denga sekarang ini antara lain :
  1. UED ( Usaha Ekonomi Desa )yang dikoordnir oleh anggota PKK & perempuan yang miskin.
  2. BUMDES ( Badan Usaha Milik Desa ) yang dikelola pleh Desa dan Stafnya
  3. KOPONTREN ( Koprasi Pondok Pesantren ) yang bernama “ Harraupiah “pengurusnya diantaranya : Pahsil Ama Pd. ( Ketua ) Suhairi Abd. Rauf ( Sekertaris ),Baharudin Ama.Pd ( Bendahara )
  4. SPP terbentuk oleh oleh dorongan dari PNPM Mandiri yang dikelola oleh UPK ( Unit Pengelola Keuangan )
  5. Koperasi Bina Keluarga TKI
  6. Bank BRI
  7. BPR LKP Montong Gading.

Lembaga tersebut merupakan wadah dari pemerintah untuk pemerdayaan terhadap masyarakatnya,untuk lebih bisa mandiri dan mampu berbuat untuk dirinya,dan kelangsungan hidup keluarganya.


                                     




Tidak ada komentar:

Posting Komentar