NEWS

Label

DESA SURALAGA

PROFIL DESA DAN KELURAHAN



DESA                                     : SURALAGA
KECAMATAN          : SURALAGA
KABUPATEN           : LOMBOK TIMUR
PROVINSI                 : NUSA TENGGARA BARAT (NTB)
BULAN                      : DESEMBER
TAHUN                      : 2013





Kepala Desa Suralaga




H. JALALUDDIN


Suralaga : Tembakau Dan BMI

Ada dua hal yang mendorong Revolusi sosial, budaya dan ekonomi Penduduk Desa ini, Tembakau dan Buruh Migran. Ketika kolonialisasi Belanda masih berlangsung, desa suralaga memang sudah dikenal sebagai penghasil emas hijau alias Tembakau, khususnya Rajang. Orang Desa Suralaga melukis dirinya sebagai komunitas agamais , bermental pedagang dan pemberani.  Bahasa yang dipergunakan adalah rumpun bahasa sasak yang berbeda sama sekali baik kosa kata maupun  aksentuasinya dari Bahasa Sasak umumnya dan hanya berlaku di 10 Desa saja. Pada tahun 2002, desa ini menjadi medan utama konflik fisik dengan ratusan korban jiwa, konflik saudara karena pecahnya ORMAS Nahdhatul Wathan berbasis agama pertama dan terbesar di NTB.

Desa Suralaga kecamatan Suralaga, dalam perspektif lokal Masyarakat Lombok Timur secara fungsional dipandang kawasan yang tidak jauh beda dipandang sebagai Kawasan Madinah di Saudi Arabia, sebagai tujuan Hijrah kaum tertindas di Makkah. Hal ini berkembang pasca pertikaian fisik horizontal yang mengorbankan begitu banyak nyawa dan harta akibat terbelah duanya Pengurus ORMAS Nahdhatul Wathan sebagai ORMAS berbasis agama pertama dan terbesar di Nusa Tenggara Barat tahun 1998. Pengurus dan Masyarakat yang pro pada salah satu cucu pendiri NW ini akhirnya memutuskan pindah (dalam bahasa mereka hijrah) ke kawasan utara tengah Lombok tepatnya di desa Kalijaga kecamatan Aikmel. Para santri yang ikut berhijrah untuk sementara melanjutkan pendidikannya di Desa Suralaga. Pada tahun 2002 para santri berhijrah ke Desa Anjani dan Desa Suralaga dan di desa Anjani inilah berdiri sebuah pondok pesantren besar yang bernama pondok pesantren Syekh Zainuddin sampai sekarang.

A.      SEJARAH DESA
Pada tahun 1815 desa suralaga adalah sebuah hamparan padang rumput yang bernama dusun Tundung yang sampai sekarang di sebut dusun Peresak  dusun tersebut letaknya di atas bukit (memontong) karena letaknya yang di atas bukit itulah yang membuat daerah ini di namakan Peresak, yaitu sebagai tempat rumahnya guru kertasis bersama keluarganya . guru kertais ini adalah seorang petani biasa namun di malam harinya ia mengajar baca Al-qur’an pada anak-anak di sekitar kampung tersebut (sebutan guru pada masyarakat Sasak adalah sebutan penghormatan pada mereka yang dianggap memiliki pengetahuan). Mengingat tempat itu sangat sempit mereka berpindah mencari tempat yang agak datar yang di mukimi oleh masyarakat suralaga sampai sekarang ini, kemudian dengan proses yang cukup lama tempat tersebut tersebut di berikan nama SURALAGA.
SURALAGA konon berasal dari bahasa Sanksekerta yang merupakan bahasa  Kedua masyarakat Sasak zaman dahulu (hanya dipakai oleh kalangan Bangsawan) yang bermakna SURA artinya Majlis sedangkan kata LAGA artinya berjuang/berani, jadi SURALAGA menurut Bahasa Artinya majlis/forum yang Berani.
Sebelum tahun 1900 Desa Suralaga di pimpin oleh seorang guru yang bernama guru Kertasis orang yang pertama kali datang ke Suralaga, dimana asala muasal Guru Kertasis ini tidak diketahui dengan pasti . Sedangkan dari sumber yang lain mengatakan orang yang pertama kali memimpin desa Suralaga adalah balo’ Ranca orang yang merintis Desa Suralaga. Suralaga merupakan pemekaran dari Desa dasan Lekong. Pada Zaman Kolonial belanda sekitar tahun 1900  sebelum adanya kepala desa telah di tunjuk oleh Raden Anji (kepala Desa Dasan Lekong) seorang Pemekel (pembantu Kepala Desa Dasan Lekong) yang bernama Mamiq Tuhur dari Kerongkong memerintah di Suralaga.
Dimasa pemerintahan mamiq Tuhur luas wilayah desa Suralaga meliputi Gubuk gapuk (Desa Anjani sekarang), Bagik Payung, Praida, Tebaban barat, Tebaban timur. Pada tahun 1934 mengingat wilayah desa Suralaga yang begitu luas tokoh Masyarakat dan tokoh adat dalam rangka memperlancar roda pemerintahan Desa maka telah di adakan Krama desa atau Musyawarah Desa  yang di hadiri oleh lima orang tokoh  dari masing-masing wilayah yaitu ; gubuk gapuk, Gubuk gapuk, Bagik Payung, Praida, Tebaban barat, Tebaban timur. Dalam kerama Desa tersebut telah di ambil kata sepakat mengangkat Mamiq Wasil sebagai kepala desa Suralaga. Kemudian hasil kesepakatan tersebut di ajukan ke distrik rarang timur (camat) untuk di tetapkan sebagai kepala Desa pertama pada tahun 1934.
Krame Desa adalah sebuah pertemuan para sesepuh desa untuk menyelesaikan persoala-persoalan yang di hadapi oleh desa bila persoalan tersebut tidak amampu di selesaikan di tataran keliang, walaupun dalam berbentuk informal namun keputusan Krame desa ini bersifat mengikat kepada seluruh masyarakat desa namun pada perkembangannya tradisi krame desa ini hilang dengan adanya sistem baru yang di terpkan oleh desa yang mengacu pada undang-undang yang mengatur tentang pemerintahan desa.
Selanjutnya dapat di paparkan nama-nama orang yang pernah memimpin Desa Suralaga dari tahun 1900 sampai sekarang :
1.    dari tahun 1900 sampai 1933 mamiq Tuhur selama 33 tahun (pemekel)
2.    dari tahun 1934 sampai 1950 mamiq Wasil selama 17 tahun (kades)
3.    dari tahun 1951 sampai 1965 Lalu Khaerudin selama 15 tahun (kades)
4.    dari tahun 1966 sampai 1972 Hanafi/H.Zen selama 7 tahun (kades)
5.    dari tahun 1973 sampai 1983 H. Sadrudin selama 10 tahun (kades)
6.    dari tahun 1984 sampai 2001 H. Nurudin selama 17 tahun (kades)
7.    dari tahun 2002 Lalu Rafiun selama 11 Bulan (kades)
8.    dari tahun 2002 sampai 2013 H. M. Nasri Solihin selama 11 tahun (kades)
9.    dari tahun 2013 sampai sekarang H. Jalaluddin


B.       SEJARAH MIGRASI

Proses migrasi di desa Suralaga diperkenalkan oleh seorang perempuan yang bernama Mispalah pada tahun 1984. Setelah bercerai dari suaminya Mispalah berangkat ke luar negeri, Mispalah di ajak oleh H. Patah seorang calo dari Desa lede Gerung Lombok Barat melalui PT. Alhikmah Jaya dengan negara tujuan  Riyadh Arab Saudi tanpa biaya apapun (gratis )mispalah berabgkat dari rumah menggunakan angkutan umum sampai Mataram, dari mataram sampai di jakarta menggunakan bis malam.dijakarta mispalah ditampung selama 22 hari barulah pada tanggal 4 september 1984 mispalah diberangkatkan ke Riyadh menggunakan pesawat terbang. Di Riyadh mispalah bekerja di rumah majikan  bernama abdul latif al- hasan selama lima tahun dengan gaji 400 real/bulan atau kalau dirupiahkan seharga Rp.150.000.
Negara tujuan migrasi yang utama ( kenapa memilih negara itu ) Negara tuJuan yang utama bagi yang perempuan adalah Negara Timur Tengah sedangkan yang laki- laki ke Malaysia.
·      Sama – sama negara Islam
·      Tidak dipungut biaya (bagi yang ke saudi)
·      Bisa menunaikan ibadah haji (bagi yang ke saudi)
·      Ongkos lebih murah
·      Bahasanya mudah dimengerti
·      Lebih dekat / jarak tempuh tidak terlalu lama.

ü Faktor pendorong menjadi BM
·      Perceraian (singgel parent)
·      Mencari modal usaha
·      Ingin membuat rumah
·      Hasil lahan yang tidak mendukung
·      Cerita menarik dari tekong
·      Belitan hutang
·      Ingin menyekolahkan anak
·      Upah diluar negeri lebih banyak

ü Perubahan/dampak yang terjadi di Desa. Secara umum kepergian masyarakat Desa Suralaga keluar Negeri tidak berpengaruh pada kehidupan sosial, kalaupun ada perubahan yang di bawa tidak bersipat permanen seperti halnya bahasa misalnya mancis, kasut, setakat, pusing, rehat, sim card, hal,akibat pergaulan mereka selama di luar Negeri.namun semua tidak berlangsung lama satu atau dua bulan kemudian mereka akan kembali memakai bahasa asliya dan bergaul seperti biasa sebagaimana mestinya dengan masyakat. Dari segi perumahan /pemukiman penduduk dulunya menggunakan dinding dari bambu (bedek)  menjadi BM banyak rumah – rumah batu (rumah permanen).
ü Persepsi /pandangan masyarakat tentang BM perempuan dan Anak –Anak.
Awal – awalnya menjadi buruh migran perempuan di Desa Suralaga adalah suatu hal yang sangat tabu karena ada anggapan kalau perempuan meninggalkan rumah berarti pekerjaan yang mereka lakukan adalah negatif bahkan pada awal – awal mengirim gaji, keluarga mispalah  tidak mau menerima uang kiriman karena dianggap hasil dari melacurkan diri. Setelah melihat keberhasilan mispalah  yang bisa membangun rumah , membeli sawah, dan bisa menunaikan ibadah haji. masyarakat satu persatu mulai mengikuti jejak mispalah untuk bekerja keluar negeri sampai sekarang.
ü Upaya – upaya yang sudah dilakukan oleh masyarakat untuk membantu korban.
Dalam kehidupan masyarakat Desa Suralaga untuk yang meninggal masyarakat biasanya takziah (belangar) membawa beras, piring, gelas, tikar bagi yang perempuan sedangkan yang laki- laki membawa uang Rp. 5.000 – 10.000.
ü Pemanfatan remitance / uang kiriman
  • Membayar hutang
  • Membangun rumah
  • Menyewa lahan pertanian
  • Biaya anak sekolah
  • Mencari modal usaha
  • Membeli motor
  • Mencari modal untuk menikah (bagi yang muda)
  • Membeli ternak
  • Membeli tanah pekarangan

C.      PROFIL DESA

Secara adminsitratif, desa ini merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Suralaga, dan merupakan Desa Induk dari desa-desa yang ada di sekitarnya. Desa suralaga mempunyai luas wilayah sekitar 52.000 Ha dengan ketinggian rata-rata 190 meter dari permukaan laut. Dari keseluruhan kawasan yang ada terbagi menjadi dua kawasan yaitu kawasan perumahan dan persawahan.
Adapun jumlah penduduk di Desa Suralaga sebanyak 7.647 jiwa, dari jumlah tersebut sebanyak 3.532 jiwa laki-laki dan 4.115 jiwa perempuan terbagi dalam 6 kekadusan yaitu :
Dusun kepah
1083 orang
Dusun Timba ekek
941 orang
Dusun Telaga tampat
881 orang
Dusun Lendang Kul-Kul
1205 orang
Dusun Gelumpang
1941 orang
Dusun Gubuk Puntik
1596 orang

ü Jumlah penduduk berdasarkan starata ekonomi (pekerjaan)
1. Jumlah angkatan kerja (penduduk usia 18-56 tahun)
7145 orang
2. Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang masih sekolah dan tidak bekerja
878 orang
3. Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang menjadi ibu rumah tangga
4399 orang
4. Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja penuh
5687 orang
5. Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja tidak tentu
575 orang
6. Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan tidakbekerja
15 orang
7. Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat danbekerja
103 orang

ü Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah petani, buruh tani dan pedagang. Jumlah petani 2080 orang, buruh tani 309 orang, padagang 746 orang sedangkan sisanya karyawan swasta 207 orang, tukang kayu 173 orang, guru  93 orang, PNS 83 orang,  montir/sopir  73 orang serta 6 orang pengrajin. Pendapatan perkapita masyarakat Rp.550.000 / bulan.
ü Dalam kehidupan rumah tangga masyarakat Desa Suralaga, perempuan hanya di pekerjakan di rumah, sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi anak dan mengurusi kebutuhan keluarga, beratnya pekerjaan di sawah menjadi alasan bagi kaum laki-laki di desa ini untuk menempatkan perempuan hanya bekerja mengurus Rumah tangga dan hanya sesekali waktu saja perempuan di berikan bekerja di sawah untuk membantu kaum laki-laki.sedangkan dalam musyawarah pengambilan keputusan di tingkat desa perempuan kurang dilibatkan. 
ü Disektor Pertanian dan Perkebunan yang merupakan sektor andalan masyarakat terdapat beberapa komoditas yang di tanam oleh Masyarakat antara lain  pada komoditi padi dan Palawija, luas areal untuk penanaman padi, 372 Ha, jagung 12 Ha, Cabai 357 Ha, kacang tanah, 3 Ha, sedangkan Tomat hanya 0.270 Ha. Tanaman Perkebunan berupa tembakau Rakyat dengan luas areal 350,03, Kelapa 446 Ha, sedangkan untuk buah-buahan 17,5 Ha.
ü Di sektor pendidikan jumlah penduduk yang menyelesaikan pendidikannya sampai pasca sarjana hanya 11 orang, sarjana S1 196 orang Diploma D3 dan D2 56 orang, D1 49 orang, SMA 1074 orang, SMP/sdrjt 1856 Orang, SD/MI 1540 orang, tidak tamat sd 1145 Orang dan Penduduk yang Buta Huruf  1366 Orang.
ü Lembaga formal yang ada di desa suralaga : Seluruh proses pemerintahan desa dikendalikan oleh Pemerintahan Desa bersama dengan BPD dengan jumlah anggota BPD sebanyak 11 orang yang terdiri dari laki-laki 5 orang dan perempuan 6 orang , sedangkan di sektor kepemudaan ada karang Taruna 39 orang dan Remaja masjid 190 orang sebagai tempat pnyaluran aspirasi dan bakat pemuda Desa suralaga. Sedangkan untuk kaum perempuan hanya bergerk di PKK  dan sebagai kader Posyandu  yang mana jumlah pengurus PKK sebanyak 28 orang dan kader Posyandu 50 orang.
-    Taman Kanak – kanak(TK)
-    Sekolah Dasar (SD)
-    Sekolah menengah pertama (SMP)
-    Sekolah menengah atas (SMA)
-    Pendidikan luar sekolah (PLS)
ü Sedangkan lembaga informal antara lain:
Ø Kelompok hiziban
Ø Kelompok muslimat
Ø Kelompok gendang beleq
Ø Kelompok yasinan
Ø Banjar kematian
Ø Kelompok hizbulloh
ü Desa suralaga memiliki Sumber daya Alam yang sangat banyak karena selain sektor yang di sebutkan tadi sumber daya alam yang lain adalah adanya pasir galian C, dan kondisi tanah yang sangat cocok untuk industri Bata dan Genteng, dengan adanya potensi alam yang kaya tersebut sangat di harapkan bisa membantu para buruh Migran agar mereka cukup bekerja di daerah sendiri tanpa harus mencari kerja keluar negeri namun sangat di sayangkan Sumber daya manusia yang di miliki, serta permodalan belum begitu memadai untuk mengolah kekayaan alam yang ada sehingga seluruh potensi yang ada belum di garap dengan optimal.
ü Rata-rata kepemilikan lahan untuk pertanian di desa ini sekitar 30 are / KK, dengan sistem pertanian yang di pakai oleh masyarakat desa Suralaga adalah sistem pertanian Tumpang sari dalam satu kawasan mereka akan menanam 3 jenis tanaman yaitu Tembakau Cabai sedangkan pada musim penghujan mereka biasanya hanya menanam padi. Hasil dari penanaman Padi tersebut hanya di pakai untuk membiayai pertanian pada bulan-bulan berikutnya.
ü Orang – orang yang berpengaruh didesa Suralaga dari tokoh NW:
o  TGH. mustamiuddin Ibrahim SH
o  TGH. Hayyi nu’man
o  Drs. H.M.Khairi QH. M.Pdi
o  H. saipuddin
o  H. mahalli zain
o  H. Abdurrahim M.Pdi
o  H.M. Wajdi S.Ag
o  M. Zahir Murni S.Ag
o  H.M.Nasri Solihin ( Kades)
o  Masri QH.SHi
o  Muhsin Ibrahim
o  H. Kamarudin
o  H.M. Kazwini RR.S.Pd
o  H.M. Supiani S.Km
o  Muallaeni SE
o  H. Kamarudin
o  LL. Mahrep a.Ma.Pd (Tokoh adat)
o  Abdurrasyid S.Hi
o  H. Aripin
o  H. Munawir
o  Saharudin SH (Pemdes )
o  Yusi Muhsin S.Hi ( Pemdes )
o  TGH. Abu Pauzan
o  L. Ahir Mani
o  H.M. Saleh
o  H. Abdurrahim ( Sekdes )
o  Khairani QH. S.Pdi
o  Drs. Jalaludin M.Pd
o  M. Irzami M.Pd
o  H.LL. Mahrup
ü Sedangkan dari tokoh Shalafiah antara lain :
§  H.Radian Assakarik
§  M.Nasrul Jailani
§  L. Bahrul Ain
§  H. Husnul muhrip
§  Mahdan S.Sos
§  Abdul Manan
§  Pihirudin
ü Lembaga keuangan yang ada di desa Suralaga : Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Simpan Pinjam Perempuan (SPP).
ü Potensi usaha yang ada di desa Suralaga antara lain : pasar, kios/toko, warung, usaha pertanian seperti, usaha cabai, usaha tembakau, usaha kelapa, industri rumah tangga seperti, penjahit, pembuatan kerupuk.

2 komentar:

  1. Luar biasa,sedikit tahu ttg asal muasal desa suralaga.
    http://bahagiareloadpulsa.blogspot.co.id/

    BalasHapus
  2. tulisan sama latar sama gelapx admin...disesuaikan y.hee

    BalasHapus